ENZIM PETERNAKAN

                                                         ENZIM PETERNAKAN

    Semenjak harga bahan pakan ternak melambung tinggi, mengikuti goyangan US $ yang bikin kekacauan dalam ekonomi global, maka era bahan pakan murah sudah berakhir, terlindas oleh kepentingan kapitalisme yang mencurangi konsep ekonomi kemandirian.

    Meski kondisi ini sebenarnya merupakan peluang besar bagi Negara di wilayah tropis untuk bisa mensuplai kebutuhan bahan pakan dunia, kesempatan yang lebih luas di banding Negara 4 musim sub tropis yang tidak memeliki pancaran sinar matahari sepanjang tahun.

    Enzim adalah biokatalis berbentuk protein yang dapat membantu mempercepat reaksi biokimia, di mana enzim tidak ikut dalam proses reaksi kimia tersebut. Di berbagai Negara enzim di produksi untuk di komersilkan dengan branded tertentu, di Indonesia sudah ada sekitar 10 jenis enzim yang di perjual belikan.

    Enzim dapat di pakai untuk meningkatkan kualitas nutrisi bahan pakan dengan cara meningkatkan ketersediaan sat gisi, dalam proses biokimia nutrisi pakan yang terikat dalam struktur bahan pakan bisa terurai terlepaskan sehingga lebih sempurna terabsorbsi dalam organ pencernakan.

    Kisaran nilai nutrisi yang terselamatkan setelah penambahan enzim 15-25%, yang biasanya terbuang bersama kotoran, lantas termanfaatkan , effeknya kebutuhan pakan harian akan turun, tentu biaya pakan jadi lebih irit.

    Phitase, enzim yang sudah sangat familiar buat kalangan nutrisionist dan sudah banyak di akuhi oleh kalangan pelaku bisnis pakan ternak yang di fungsikan sebagai membantu ketersediaan fosfor siap serap yang berasal dari biji bijian, dengan jalan memecah ikatan asam phitat yang mengikat fosfor. Saking pentingnya fosfor hingga adanya penambahan DCP dicalcium phosphate dan MCP monocalcium phosphate, produk sistentik luar negeri yang berharga mahal.

    Multi Enzim satu produk komersil enzim yang terdiri  banyak jenis enzim dalam satu produk terdiri dari
    1. Enzim Phitase
    2. Enzim Celullose
    3. Enzim Beta Glucanase
    4. Enzim Pectinase
    5. Enzim Amylase
    6. Enzim Protease
    7. Enzim Xylanase
    nanti kita bahas masing masing jenis enzim fungsi dan kegunaan dan spesifik nya pada subtrat tertentu, sebab enzim hanya ekfektif pada bahan pakan tertentu saja atau satu jenis bahan saja, maka produk enzim harus Multi Enzim.


    Multi Enzim harga Rp 250.000/kg dengan dosis pakai 400 gram/ 1 ton bahan pakan atau 0,4 gram/kg bahan pakan, jadi dalam 100 kg pakan perlu Multi enzim 40 gram
    Kemasan eceran 40 gram untuk 100kg pakan Rp 10.000
    kemasan eceran 100 gram untuk 250kg pakan Rp 25.000
    kemasan eceran 400 gram untuk pakan 1000 kg pakan Rp 100.000
    kemasan 1 kg Rp 250.000
    kemasan 5 kg kena harga Rp 230.000/ kg, 5 kg pembayaran Rp 1. 150.000
    jadi untuk pakan sebanyak 1000kg/ 1 ton perlu biaya tambahan enzim Rp 100.000
    pemesanan hub 085229779252

    beberapa sasaran yang harus dipecahkan untuk mengatasi keterbatasan penggunaan bahan makanan dengan perlakuan enzim dimasa depan.   
    1.
     Ditujukan untuk mengurangi biaya protein yang digunakan pada kacang kedelai.  Sasaran yang ingin dicapai yaitu penggunaan enzim a-galaktosidase, yaitu enzim yang mendegradasi oligosakarida dari kedelai dan menghasilkan sekitar 15% energi yang lebih tinggi dibanding tanpa penggunaan enzim.  Selain itu sasaran yang ingin dicapai yaitu penggunaan enzim endopeptidase yang bertujuan memperbaiki kecernaan asam amino untuk ternak unggas.    

    2.
    M
    emperbaiki penggunaan lemak.  Enzim lipase yang digunakan ternyata dapat meningkatkan kandungan energi metabolis dari dedak padi.  Penggunaan enzim ini dapat meningkatkan penggunaan dedak padi sampai 30%, yang dapat menurunkan biaya pakan secara keseluruhan.

     3.Phitase untuk mengurangi pencemaran posfat.  Dasar pemikiran penggunaan enzim ini adalah pada sebagian besar biji-bijian yang digunakan sebagai pakan untuk ternak mengandung posfor dalam bentuk fitat.  Ternak non ruminansia mempunyai keterbatasan untuk menghasilkan enzim fitase, dan banyak menambahkan posfor anorganik dalam pakan.  Umumnya fitat berada dalam bentuk kopleks dengan protein, pektin dan polisakarida bukan pati, sehingga untuk mengatasinya dapat digunakan multi enzim.  Multi Enzim  meningkatkan efesiensi pakan, litter yang lebih kering, dan pertumbuhan yang lebih baik.  Selain itu dengan penggunaan fitase dalam ransum dapat menurunkan penggunaan fosfor dalam ransum sampai tingkat 40% tanpa menimbulkan efek terhadap produksi dan kualitas telur yang dihasilkan ayam petelur.

    4.
    Penggunaan enzim yang mampu mencerna serat dan stabil dari degradasi rumen pada ternak ruminansia.   Manfaat penggunaan enzim ini adalah dapat mempertahankan aktivitasnya karena sudah diproteksi  dan berisi multienzim untuk mencerna selulosa kompleks.

    NSP non starch polisakarida merupakan subtract dalam bahan pakan yang tidak bias di cerna lantaran tidak adnanya enzim spesifik endogenous untuk itu. Disis lain NSP merupakan molekul kompleks yang terdapat di dinding sel dan dan terdiri dari subtract gula sederhana missal glukosa, xylose, arabinose sehingga mengurangi daya cerna karena senyawa ini menyelaputi unsure nutrisi bahan pakan.

    Keberadaan NSP ini nutrisi dalam bahan pakan jadi lebih sulit untuk di cerna. Padahal NSP banyak terkandung dalam bahan pakan sebagai sumber energy semacam jagung, termasuk bungkil kedelai sumber protein nabati.
    Jagung mengandung NSP 11,7% dalam tiap % bahan keringnya, gandum 11,9%, Tepung bungkil kedelai mengandung 22,7%, sorgum cantel mengandung 12,2%. Lebih kompleks lagi profil NSP tiap tiap bahan tersebut berbeda beda

    Contoh profil NSP bungkil sawit 73% terdiri dari dinding sel dan 75% dari jumlah tersebut merupakan NSP yang bersifat tidak larut dalam air, mannan 75%, celullosa 12%, xylan 6%, xylan masih di pecah menjadi arabinoxylan 3%, glucoroxylan 3%. Yang mana kesemua itu di golongkan sebagai anti nutrisi karena senyawa ini meningktkan vicositas pakan dalam saluran pencernakan, secara tidak langsung keberadaan anti nutrisi akan menurunkan konsumsi pakan beta mannan dan beta galactomannan, selain berpengaruh buruk terhadap laju pertumbuhan ternak dan konversi pakan, juga mempengaruhi produksi insulin, penyerapan air dan glukosa.

    Tingkat ketercernakan pati sebenarnya relatif rendah, pati berbahan utama jagung dan bungkil kedelai hanya 85%. Pati adalah karbohidrat sehingga memerlukan enzim maltase.

    NSP memerlukan min 3 jenis enzim xylanase, glucan mannan cellulose. Maka dalam satu produk jika terdiri dari bermacam jenis enzim maka di harapkan akan lebih positif pada laju produktivitas, maka ke depan Multi Enzim merupakan metode terbarukan untuk selalu di kembangkan dan meningkatkan sinergis antar enzim dalam satu produk komersil

    \m/
    kipdefayer
    bumiternak-betha.blogspot.com
    085229779252