Jumat, 29 Juni 2012

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PRODUKTIVITAS TELUR



                                        PENGARUH CAHAYA TERHADAP PRODUKTIVITAS TELUR

Setiap
mahluk hidup selalu hampir pasti memberikan respon reaksi terhadap perubahan gelap terang cahaya atau sinar matahari atau cahaya tiruan. Periode gelap terang merangsang proses pematangan organ reproduksi dan oviposisi atau peletakan telur. Dengan melihat sifat alami tersebut, maka bisa dimanipulasi untuk meningkatkan produksi telur.

Intensitas cahaya merangsang pelepasan dan peningkatan suplai  FSH( follicle stimulating hormone ) yang pada gilirannya nanti, melalui aktivitas ovary mengakibatkan terjadinya ovulasi atau pengeluaran sel telur dan oviposisi peletakkan telur sebelum keluar.

Paparan cahaya yang terlalu berlebih, sehingga ayam bertelur lebih awal akan berakibat bentuk bobot telur yang berukuran kecil dan lama produksi telur akan berjalan singkat. Jika sebaliknya maka bentuk dan bobot telur akan berukuran besar.

Oleh
karenanya, penting untuk dapat mengatur cahaya sehingga ayam atau bebek itik dara tersebut memulai peneluran pada periode perkembangannya yang sesuai dan dengan demikian ukuran telur yang di hasilkan  sesuai dengan permintaan pasar.

Hal inilah yang mendorong program program perencanaan tata laksana di buat dan di terapkan pada usaha pemeliharaan ayam dan itik. Ada berbagai macam metode, meskipun kelihatan berlainan tapi sebenarnya tujuannya sama. Dengan di kandangkan pada satu areal kandang tertentu, memudahkan untuk menyusun strategi pemeliharaan dan mudah dalam control cahaya, kelembaban , temperatur

                                              METODE STEP DOWN STEP UP

Ayam dara yang beranjak dewasa pada saat lamanya siang hari bertambah, cukup hanya di sediakan cahaya tiruan , sehingga cahaya dapat di kurangi 1 jam lamanya setiap 2 minggu sekali, sampai ayam dara menginjak umur 22 minggu. Pada saat ini, cahaya di tambah lagi dengan cara yang sama hingga mencapai lamanya siang 14 – 16 jam sehari.

sebetulnya masih ada metode yang lain missal : metode pencahayan tetap, modifikasi step down step up dan metode auburn. Tapi karena ketiganya tidak cocok di terapkan di Indonesia makanya saya tidak membahasnya. Kalaupun tetap di paksakan di pakai,harus memerlukan model kandang yang close up, padahal ini kan memerlukan modal dana yang terlalu mahal, tidak cocok untuk peternak kecil di Indonesia yang jumlahnya bisa jutaan personal.

Lebih gampangnya, tambah cahaya pagi hari lamanya 2 jam, dari jam 4 – 6 pagi hari dan penambahan cahaya pada malam hari selama 2 jam mulai pukul 6 – 8 malam. Ini setelah ayam menginjak umur produksi di mulai minggu ke 17 hingga afkir. Sedang saat periode grower I dan II, dimulai pada minggu ke 6 hingga minggu ke 16 intensitas cahaya di kurangi sehingga lamanya siang hari kisaran 10 – 12 jam.



Induk induk ayam sedang bertelur jangan sekali-kali dilakukan pengurangan jatah cahaya karena akan berakibat pada penurunan produksi telur.Sebagai contoh pengaturan fisik untuk menghasilkan pencahayaan yang diinginkan pada kandang postal maupun baterai, gunakan sebuah kubah reflector dengan bola lampu 60 watt berdiameter 2 meter  untuk luasan kandang 7 X 5 meter persegi dan 5-7 meter di atas kandang.

Untuk lebih mudahnya agar lebih praktis pelaksanaannya, pada periode grower minggu ke 6 hingga minggu ke 16 kandang segera di tutup sehingga cahaya tambahan dari luar tidak bisa masuk, pada jam 3 sore dan nanti baru di buka kembali pada pagi hari saat jam 7. Sedang pada periode layer atau produksi tambah cahaya selama 2 jam pagi hari dari jam 4 – 6, lampu tambahan di nyalakan,sedang pada sore hari beri tambahan cahaya lampu dari jam 6 – 8 malam.

GRUP FACEBOOK : AYAM KRESING SUPER
TWITTER : @BETHA_SUTRISNO
BLOG : BUMITERNAK-BETHA.BLOGSPOT.COM
EMAIL : BETHA_SUTRISNO@YAHOO.CO.ID





Rabu, 27 Juni 2012

KOTORAN AYAM UNTUKPAKAN TERNAK


                                  KOTORAN AYAM UNTUK PAKAN TERNAK

 
Kotoran ternak merupakan bahan campuran penyusun ransum Inkonvesional. Tapi karena tidak ada unsur kompetisi dengan manusia ,maka bahan ini relatif lebih murah dan mudah di dapat.

Komponen-komponen pakan yang masih tersisa atau terdapat dalam kotoran yang telah kering meliputi nitrogen/asam urat, residu obat obatan, feed aditif yang tak dapat di serap...dan juga protein dan karbohidrat.

Porsi penggunaan kotoran sebagai pakan ternak berbeda beda. Tergantung jenis ternak yang di pelihahara :
Burung puyuh :20%
Ayam petelur : 25%
Ayam pedaging : 30%
Domba : 30%
Sapi : max 50%

Perbedaan porsi pemberian tersebut, di samping adanya perbedaan fisik dan tujuan pemeliharaan tiap hewan ternak tersebut. Juga karena komponen pakan yang terkandung dalam kotoran juga beragam, sebagai akibat mutu ransum yang di berikan juga berlainan nilai nutrisinya, lama penampungan, penanganan dan kesehatan ternak, temperatur pengeringan, banyaknya ransum yang terbuang dan tercampur dengan kkotoran.

Perlakuaan yang di ambil agar kotoran bisa menjadi bahan pakan, ikuti tahapan berikut ini :
Ambil kotoran yang bersih saja,jangan tercampur dengan bulu, kerikil ataupun sekam.
Ambil kotoran yang baru saja, tapi semi kering
Jemur atau di oven hingga kering dan tidak keluar bau amoniak kembali
Jemur 3 hari

Y ang masih perlu dipertimbangkan soal ransum kotoran ini adalah effek dampak sosial...........

GRUP FACEBOOK : AYAM KRESING SUPER
TWITTER : @BETHA_SUTRISNO
BLOG : BUMITERNAK-BETHA.BLOGSPOT.COM
EMAIL : BETHA_SUTRISNO@YAHOO.CO.ID

Minggu, 10 Juni 2012

ALAMAT DAN NO HP




                                                        ALAMAT DAN NO HP

Bagi rekan rekan yang akan main ke rumah, coba nanti tak buatkan ancer ancer agar lebih mudah mencarinya.

Dari arah jogja :

Ikuti jalan jogja-solo>prambanan>pabrik susu SGM>pabrik tebu Gondang Winangun>pasar sargu>RS Tegalyoso>ikuti jalan kota klaten jalur alternative>terminal klaten, sampaijalan jogja solo lagi>ambil kiri arah solo sampai PT Widya Dharma>mlese>sampai ¼ karangwuni di tengah jalan ada pohon beringin, kana nada SPBU dan kiri ada BULOG, pada lampu merah karangwuni ambil kanan>ceper>kurung cetan>pedan di 1/3 arah karangdowo ambil kiri 3km> SMP N 2 Karangdowo>kampong banaran belakang Bank BKK>rumahku. Rumah di tepi jalan raya jadi mudah untuk di cari….

Alamat komplit :
jalan raya karangdowo-pedan km 1, banaran RT 1 RW 1 pugeran karangdowo klaten

No HP : 085229779252

Jumat, 08 Juni 2012

OTAK ATIK RANSUM AYAM KRESING SUPER DAN ARAB IN TROBOS


01 March 2012
Otak-atik Ransum Ayam Kressing Super dan Ayam Arab
Beberapa trik formulasi ransum sederhana berbasis konsentrat komersil untuk mendapatkan performa terbaik ayam lokal petelur unggul seperti ayam arab dan ayam kressing super
Seratus ekor ayam kressing jenis super itu hanya dipelihara di teras belakang rumah, luasnya hanya 2,5 x 5 m2. Menurut Trijoko, sang pemilik, ayam berumur 1,5 tahun itu produksi telurnya masih bertahan 60%.  Selain memelihara ayam kressing, ia juga memiliki 100 ekor ayam arab yang belum berproduksi. “Daerah kami merupakan sentra ayam kressing, tapi hanya skala usaha sampingan,” kata warga kecamatan Pedan – Klaten ini.
Trijoko memberi pakan ayamnya 2 kali sehari, dengan campuran jagung giling, bekatul,dan konsentrat. Ia mengaku tak mengubah komposisi pakan sejak bertahun-tahun lalu. “Pokoknya jagung 20, bekatul 40,dan konsentrat 20. Kalau pakai tepung ikan 5 kg, maka konsentrat saya kurangi 5,” terangnya. Konsentrat yang dimaksud adalah konsentrat layer (ayam petelur) komersil berkadar Protein Kasar(PK)32% .
Menurut produsen ayam kressing super, Betha Sutrisno AMd, peternak ayam lokal petelur unggul semacam ayam kressing dan ayam arab sebenarnya memiliki ruang lebih untuk ‘berkreasi’ mencari formulasi pakan terbaik secara performans dan secara ekonomi. Sebab ayam-ayam ini relatif tidak terlalu sensitif terhadap perubahan formulasi dan komposisi pakan dibanding ayam ras petelur.
“Ayam kressing dan arab sama kebutuhan nutrisinya,” tegas pemilik Zaytuna Poultry Shop ini. Antara kedua jenis petelur lokal itu hanya berbeda produktivitas, ayam kressing super mampu bertelur di atas 85% pada puncak produksi, sedangkan ayam arab hanya 65% saja. Betha mengaku tahu persis karakter produksi ayam arab karena ia juga beternak ayam arab sebelum menemukan ayam kressing super.
Betha menyatakan rata-rata peternak ayam lokal petelur kurang pengetahuannya tentang nutrisi dan formulasi pakan disesuaikan dengan produksi telurnya. “Mereka masih mengikuti cara lama dengan membuat formula ‘paten’ menggunakan jagung – bekatul – konsentrat. Tidak berkembang dengan mengeksplorasi rasio campuran dan mencoba menggunakan bahan pakan lainnya,” tuturnya. Betha biasa menggunakan Konsentrat Ayam Petelur (KAP) yang mengandung PK32% (harga Rp 4.700/kg) dan Konsentrat Itik Petelur (KIP) dengan PK 37% (harga Rp 5.250/kg).
Modifikasi Ransum
Betha menyatakan yang dimaksud dengan ransum konvensional adalah ransum yang menggunakan jagung dan bekatul untuk campuran KAP. Dengan perbaikan genetik ayam kressing super yang ia lakukan, rasio ketiga bahan pakan itu harus diubah.
Mayoritas peternak ayam lokal petelur masih mencampur jagung – bekatul – KAP dalam porsi 5:3:2 atau 4:3:3. Dengan rasio itu hanya didapat kadar PK ransum 15–16% saja. Jadi formulasi itu hanya cocok untuk ayam yang produksi telurnya 60-an persen. Pada ayam lokal petelur unggul yang produksinya 70 – 80% harus mendapatkan ransum dengan PK 17%, dan untuk produksi telur di atas 80% harus mendapat ransum berprotein 18 – 19%.  Agar mendapat PK ransum 17,3%, Betha menyarankan untuk menggunakan jagung, bekatul, dan KAP dengan rasio 1:1:1.
Sementara ayam yang sedang berproduksi di atas 80% ia sarankan untuk diberi ransum 65 bagian katul dengan 20 jagung,dan 20 KAP, ditambah 10 tepung ikan, sehingga diperoleh ransum dengan PK 18,5%. “Tepung ikan grade A lokal berkadar protein 55–60%, penting untuk mempertahankan puncak produksi dan agar produksi bertahan tinggi hingga afkir 2 tahun,”ungkapnya. Ayam berproduksi tinggi yang diberi tambahan ransum tepung ikan, produksi telurnya masih 40–50% pada saat afkir (umur 2 tahun).
Jagung yang digunakan pada ransum diatas, bisa menggunakan jagung pecah kualitas AB (Rp 3.500/kg) maupun jagung giling (Rp 2.900/kg). “Kalau saya lebih suka jagung giling karena lebih murah. Selain itu tekstur lebih halus sehingga bisa homogen saat dicampur, dan kecernaannya lebih baik karena tidak mengandung gabul (kulit ari biji) dan katul jagung lagi,”papar Betha. Sedangkan bekatul yang digunakan cukup bekatul biasa (bukan dedak) seharga Rp 2.600/kg, tidak mesti bekatul halus (gilingan kedua) yang harganya Rp 3.200/kg. Tepung ikan grade A lokal harganya Rp 9.000/kg.
Selengkapnya baca di majalah Trobos edisi Maret 2012


http://www.trobos.com/fb_share.jpg