Senin, 10 Maret 2014

SPEKTAKULERNYA ' NDAK TENTU '

Oleh teman dari Madura
' ndak tentu ' di logatkan jadi ' dak tentu ' Orang Madura kultur budaya Islamnya sangat kental, jangankan orangnya, sedang ayamnyapun sangat islami.

Dak tentu merupakan perwujutan dari kesadaran terhadap relativitas. Di dalam praktek ungkapan tersebut merupakan bentuk kehati-hatian yang tinggi terhadap berbagai ketidakpastian hidup. Dengan bersikap dak tentu mereka, terjaga di tengah tengah kutub nilai atau keadaan yang menjebak.

Kesadaran ' dak tentu ' membuat mereka tidak terlalu mabuk gembira jika memperoleh rejeki, serta tidak stres serius kalau tertimpa kemalangan. Suatu ketika seorang pejabat daerah melakukan sidak dadakan, apa ada sidak yang tidak dadakan ? banyak malah bisa di musyawarahkan hohoho...

Saat sampai ke pasar pejabat tadi bertanya ke seorang penjual ikan, " He Pak, siapa presiden Indonesia ?"
Sambil membungkus ikan bandeng untuk di berikan pada seorang pembeli, si Madura menjawab seenaknya
" O, dak tentu , Pak!"

Serasa di tonjok jidat sang pejabat, siapa presiden Indonesia adalah merupakan pertanyaan paling gampang di seluruh Nusantara dan jawaban dak tentu harus benar benar di waspadai

" Dak tentu bagaimana?" Pak pejabat mengejar
" Ya kadang Yusril, kadang Ruhut Sitompoel. Pokoknya dak tentu pak"
" Lho, kok bisa begitu?"
" Lha yang sering di TV itu atau gambar di koran dak tentu munculnya..."

Pecas ndahe pak pejabat. " Lantas kalau SBY itu siapa?!" Pak Pejabat kita naik pitam dan membentak
Tetap dengan tenang pula si Madura kita menjawab, " Ooo, lain Pak. Itu bukan presiden, Pak SBY itu pakar turut prihatin dan pakar penghimbau , satu lagi, pakar kesantunan......"

Al kisah pejabat kita itu marah besar, lantas memanggil pejabat pejabat se- Madura, di kumpulkan dan di suruh kor lagu wajib. Itu karena jelas terbukti bahwa nasionalisme orang madura sangat rendah. Kabarnya para pamong praja itu di ambil suaranya saat apel senin pagi.

" Saaa...." Tapi kemudian yang di nyayikan bukan Satu Nusa Satu Bangsa, tapi
" Salatulah salamullah ala thoha Rosulillah..."
Tiba tiba Inspektur upacara pejabat kita itu kena serangan strok tingkat 17 ... Wasalam