Rabu, 27 Agustus 2014

MENGUBAH MOLASES TETES TEBU MENJADI PROTEASE

MENGUBAH MOLASES TETES TEBU MENJADI PROTEASE
Molases jadi protease
Sejak tahun 1999 berhasil dikembangkan teknologi pembuatan enzim dari molases, yaitu limbah proses pengolahan tebu di pabrik gula. Menurut Dr Siswa Setyahadi, peneliti biokatalis dan metabolit sekunder di Puslitbang tersebut, dengan mencampurkan mikroba Bacillus megaterium, maka molases itu akan habis dimakannya.

Ekskresi yang dikeluarkan strain bakteri itu berupa enzim yang disebut protease. Inti dari proses pembuatan enzim itu adalah mikroba yang berhasil diisolasi dari alam strain Bacillus megaterium DSM 319 SE, yang diperoleh melalui kerja sama antara Puslitbang Teknologi Bioindustri BPPT dan Universitas Munster, Jerman. Dalam uji coba pada skala industri menggunakan molases dari pabrik gula di Lampung dihasilkan 2.000 liter protease per minggu.

Selain dengan molases, peneliti di Puslitbang Bioteknologi LIPI, NR Prayitno dan rekan membuktikan, limbah cair tahu juga dapat diolah menjadi enzim yang sama dengan menggunakan bakteri atau isolat termofilik lokal, yang merupakan koleksi dari Puslitbang tersebut.
Diketahui produksi enzim protease tertinggi diperoleh pada media limbah cair tahu ditambah akuades. Enzim protease alkalin yang dihasilkan isolat 58 lebih tinggi daripada yang dihasilkan biak acuan strain bakteri Bacillus licheniformis BCC 0607.
Di pasaran selama ini enzim protease dipasok oleh perusahaan raksasa dunia, antara lain Novo (Denmark), Gist Brocades/DSM (Belanda) yang bekerja sama dengan Genencor Internasional (Amerika). Selain itu, juga ada Boehringer (Jerman), Amano (Jepang), dan Wuxi (Cina).

Jumat, 22 Agustus 2014

MANFAAT EKSTRAK MENGKUDU BAGI UNGGAS PETELUR DAN PEDAGING

MANFAAT EKSTRAK MENGKUDU BAGI UNGGAS PETELUR DAN PEDAGING
Ada apa dengan buah dan daun mengkudu/pace ? Apa senyawa yang terkandung di dalamnya sehingga memberikan manfaat sing super ngedap ngedapi ? Padahal barangnya mudah di dapatkan di sembarang tempat di pedesaan, bahkan di setiap pekarangan kebun rumah atau tegalan sawah atau di tanah pekuburan banyak di dapatkan, asal jangan ambil tanaman mengkudu yang berada di tepian jalan raya saja, dengan sifatnya yang menyerap polutan akhirnya daun dan buah mengkudu tepi jalan banyak mengandung senyawa Timbal...jadi bukan hanya cinta saja yang di tepi jalan......Hiyo ora Arjuno Yuhdi Pati...? rasah mutungan soal cewek...santai wae.......stock masih banyak....

Nanti sedikit kita bahas kandungan senyawa di dalamnya, tapi tidak semua, hanya di sesuaikan sing korelasinya dengan dunia peternakan, soal manfaat lain biar di bahas sama orang lain saja, kita ambil sing simple simple wae.

Secara umum senyawa dalam daun dan buah mengkudu adalah :
1. Damnacanthal mempunyai sifat menghambat pertumbuhan sel tumor kanker yang sering di jumpai dalam organ ayam yang terserang penyakit, juga menghambat pasokan nutrisi dalam aliran darah hingga terjadi proses apoptosis.

2. Terpenoid jenis limonen terbukti mampu mengatasi perkembangan pertumbuhan sel abnormal, pada jenis betakaroten merangsang terbentuknya kelenjar yang berfungsi menghambat masuknya organisme negatif yang merugikan internal metabolisme.

3. Proxeronine banyak berfungsi dalam organ pencernakan setelah terlebih dahulu di ubah menjadi xeronine mengaktivkan sel protein( seluruh sel pada dasarnya adalah protein ) dalam proses metabolisme tubuh sehingga lebih banyak nutrisi yang dapat di absorsi, di samping fungsi untuk meregenerasi sel sel tubuh yang mengalami kerusakan

4. Catechin senyawa yang terdapat dalam daun mengkudu, bermanfaat untuk pengoksidasian  dalam kerja metabolisme tubuh.

Pada umumnya daun dan buah mengkudu memberikan effek positif berupa, meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan kerja organ pencernakan, menghindarkan dari gejala alergi akibat pergantiaan pakan, polusi udara dari asap dan amoniak di samping menjaga tubuh agar tidak kegemukan ini hubungannya dengan produktivitas telur, ternak gemuk produksi telur lebih sedikit.

Senyawa flavonoid yang terkandung di dalamnya mempunyai sifat antiresisten terhadap bakteri salmonella penyebab pemicu timbulnya penyakit coli, penyebab banyak kematian pada DOC dan DOD, sing mumet soal penyakit coli iki salah satu solusi yang bisa di terapkan.

Menurut penelitian Guru Besar IPB Prof Dr Ir Yuni Retnani MSc ekstrasi daun mengkudu  dengan sistem perebusan pada 15 % tambahan ekstrasi pada air minum, ini misalnya air minum 1 liter penambahan air rebusan mengkudu sebanyak 150ml / 2 botol yakult, memberikan tingkat mortalitas hanya 1 % saja dengan rerataan 0,67 % di samping mengurangi populasi bakteri negatif dan menghambat kinerja bakteri negatif imbasnya antibodi ternak meningkat dan mempercepat pertumbuhan ternak.

Pada unggas petelur, dengan ekstrasi sistem kering daun mengkudu dengan prosentase 6% dan 9% pada campuran bahan pakan memberikan effek positif :
1. Mempercepat masa bertelur
2. Memperbesar ukuran telur dan memperberat volume telur
3. Meningkatkan daya tetas telur dari 70% bisa mencapai 90% - 100%

Piye kurang apalagi ?

Membuat rebusan daun dan buah mengkudu :
1. Ambil 5 lembar daun utuh dan 1 buah matang mengkal, cuci bersih
2. Rebus dengan air 2 liter atau 5 liter juga boleh tinggal sesuaikan dengan kadar kepekatan yang di inginkan, masukan daun dan buah yang sudah di iris iris tipis
3. Rebus hingga mendidih lalu biarkan 15 menit setelah mendidih baru di angkat
4. Setelah dingin air rebusan masukan botol simpan dalam kulkas bisa bertahan minimal 7 hari, biasanya lebih dari itu

Membuat ekstrasi kering :
Daun dan buah cuci bersih lalu jemur , tidak terkena sinar matahari secara langsung atau oven dalam suhu 40C hingga tingkat kekeringan memudahkan dalam proses penepungan
wes dadi mung ngono kui thok.....

Membuat probiotik daun dan buah mengkudu :
1. Daun 1 kg dan buah 1 kg
2. Gula pasir atau jawa 0,25 kg
3. Stater bisa NPS( New Probiotik Stater, ini produk bumiternak klaten ), em4, yakult dll 50 ml.
4. Air 3-5 liter

Langkah kerja :
1. Daun dan buah rebus dengan 2,5 liter air, setelah mendidih, tuang wadah lain, lalu ampas rebusan beri air 2,5 lagi lalu rebus kembali, mendidih angkat tuang dan dinginkan lalu masukan pada digester semua bahan peram 21 hari....atau sistem



2. Daun dan buah hancurkan kecil kecil atau lembutkan, masukan digester begitu juga gula, stater dan air, tutup rapat fermentasi 21 hari jika sudah jadi ambil air probiotik dengan saringan dan ampasnya kembalikan ke digester sanpai probiotik habis.

Sudah...Cuma seperti itu......... #bumiternak
ndonyo wes ringkih tuo bakale sok njeblug...
digulung bumine........
jangan menyakiti hati orang.
\M/
bumiternak-betha.blogspot.com

Minggu, 17 Agustus 2014

GAHP DAN AEC DI DEPAN MATA EFISIENSI ATAU TUMBANG

GAHP DAN AEC DI DEPAN MATA, EFISIENSI ATAU TUMBANG ..!!!

Yang jelas jelas di depan mata ASEAN Economic Community ( AEC ) alias Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA ), kepastiaan berlakunya pada akhir tahun 2015. Saat itu terjadi maka produk daging dan telur dan produk lain dari Negara Thailand, Malasia, dan mungkin Vietnam dan Negara lain di kawasan Asia  bakalan dengan mudahnya mejeng di lapak lapak pasar modern Indonesia.

Itulah intinya Liberalisasi perdagangan Global maupun Kawasan Regional Terbatas. Barang dalam satu wilayah yang di sepakati untuk bebas masuk ke masing masing Negara anggota community, tanpa barrier hambatan apapun lagi. Tidak berlakunya lagi bea masuk, tariff maupun non tarif tidak berlaku lagi.

Produk domestic dalam negeri di paksa bersaing total dengan produk dari luar negeri tanpa lagi mendapat tindakan protectif dari pemerintahan setempat. Murni ini persaingan dalam pasar Bebas dengan produk dari luar negeri.

Wes siap……..?

ASEAN Good Animal Husbandry Practices ( GAHP ) meski kesepakatan ini masih di godog di kementrian masing maing Negara dan seumpama terjadi deal dari pemerintahan masing masing , maka effeknya adalah standarisasi mutu kualitas produk peternakan harus sama rata, satu standart mutu yang di terapkan pada Negara anggota community.

Apa yang boleh di pakai ,mana yang harus di hindari harus benar benar di taati aturannya, baru barang produk suatu Negara boleh bersaing atau masuk Negara lain. Wacananya yang mau di pakai standart kualitas mutu produk dari Thailand sebagai acuaan, dan Indonesia tingkatan standart mutu masih 1 strep di bawah Thailand, artinya Indonesia dan Negara lain harus mengikuti standart Thailand.

Bagi perusahaan besar terintegrasi pasti mampu untuk memenuhi standart tersebut, lantas bagaimana dengan Peternak Mandiri…? Dan Indonesia sebagian besar adalah Peternak Mandiri, apa mampu mengikuti standart kualitas Thailand yang berkiblat pada standart Eropa…? Padahal sebelum berlakunya AEC saja produk daging dan telur Malasia sudah merembes ke pasar becek Indonesia…

Mungkin dalam perjanjiaan AEC dan GHAP produk daging dan telur hanya untuk pasar modern…tapi siapa yang berani menjamin tidak bakalan merembes ke pasar becek pasar tradisional..? Di Indonesia apapun bisa terjadi, itu fakta di lapangan.

Soal subsidi, apa Negara lain tidak memberikan subsidi ? Sudah pasti subsidi insentif di berikan pada peternak masing masing Negara. , tiap Negara memberikan subsidi  insentif berupa :

1. Pinjaman tanpa bunga, bandingkan Indonesia semua bentuk pinjaman bunganya 12%
2. Potongan insentif harga pada  peralatan peternakan yang di tanggung pemerintah
3. Subsidi inpor semua bahan pakan, bungkil kedelei Indonesia Rp 8000/kg harga Negara lain mungkin Rp4000-6000/kg, hitungan semacam itu berlaku pada MBM, CGM, DCM, SBM, Rapeseed dll

Besaran total akumulatif nilai subsidi bisa mencapai $ 0,5/kg bobot hidup, maka seandainya harga harga pasar Rp 16.000/kg maka mendapat subsidi Rp 6000/kg, pada Negara tertentu, nek harga Indonesia missal Rp 16.000/kg mereka menang Rp 6.000/kg dulu di banding kita yang real harga pasar, nek seperti it uterus menerus wes mesti di jamin bangkrut peternak mandiri…..


Dan pada saatnya nanti setelah peternak mandiri musnah tanpa jejak, maka anda rakyat Indonesia siap siap dengan harga tukang kepruk pada produk daging dan telur luar negeri yang masuk pasar modern atau pasar tradisional Indonesia

Subsidi adalah HAK rakyat,  dan merupakan KEWAJIBAN bagi Negara , yang bukan pelaku pasar ..yang bukan pelaku peternakan jangan koar koar soal pencabutan subsidi…asu ki…

Dengan kondisi pasar dan peternakan semacam itu apa yang bisa kita perbuat..? nangis mutung trus nutup peternakan ? trus anak bojo sopo sing njamin kebutuhan uripe…? Negara ? preeeett…..

MODHAR MATI PANGANE DEWE
TERUSLAH BEKERJA JANGAN BERHARAP PADA NEGARA

Mulai sekarang kudu wajib siap siap, dari kemaren kemaren sudah tak bilang…EFISIENSI….
Terobosan keilmuaan teori dan praktek harus terus di gali hingga nanti ketemu dengan standart yang menjamin rasa aman kita dalam beternak.

Seperti terobosan ilmu Mas Aan Amburadol , benar apa salah nyebut namanya…?
Dengan terobosan ilmu praktek pakan fermentasi dengan crude protein di bawah standart 14-15% tapi produktivitas Layer-nya 80% - 90% - 100% naik turun,  meski dalam ujicoba hanya 10 ekor saja, tapi ini sudah merupakan suatu yang luar biasa seandainya nanti bisa di pertahankan hingga waktu afkir.

Atau Mas Sutarto Saman, dari Sukoharjo  ujicobanya pakan modifikasi BR 1 Alternatif pada peternakan Joper tanpa pemberian pakan jadi pabrikan sama sekali, dengan hasil panen yang malah lebih bagus di bandingkan yang pakai pakan jadi pabrik, kuncinya pada pemberiaan pakan basah.

Atau mas yang dari Bantul Jogja lupa namanya, saking banyaknya tamu yang datang kerumah, ora apal nama masing masing, pada penggemukan bebek jantan local pedaging dengan masa pemeliharaan 38 hari saja sudah berbobot 1,3kg/ekor, pada ujicobanya yang berjumlah 64 ekor mendapat laba Rp 300.000 – 400.000/periode. Dengan pakan BR1  75kg, dedak 150kg blendungan 50kg nasi kering 8kg Probiotik PTPG2 4,5liter dan enceng gondok …hanya itu saja

Atau mas yang dari Sragen atau Karanganyar..lupa namanya, pemberian pakan fermentasi pada penggemukan bebek jantan local, 90% pakan nabati 10% pakan hewani, tanpa pakan pabrik sama sekali, hasilnya bagus di atas rata rata saat panen karena tertolong harga pakan yang super murah.

Keilmuaan Jus Asam Amino perlu di aplikasikan dalam ujicoba, kombinasikan dengan bahan sumber nabati local , kita perlu tahu hasilnya jika hanya dengan bahan pakan itu saja. Seandainya bagus, maka aplikasi tersebut yang perlu di kembangkan lagi.

Keilmuaan fermentasi tepung bulu atau tepung darah, jika seandainya dengan teknologi fermentasi dapat mengurangi serat dan meningkatkan nilai tercerna nutrisi maka itu bagus sekali untuk langkah efisiensi dalam manajemen pemeliharaan ternak.

Hitungan protein kasar crude protein seandainya bisa di tingkatkan menjadi hitungan nilai nutrisi tercerna, tentu akan berakibat bagus untuk dunia peternakan.

Apalagi teknologi Probiotik sudah lebih dari setahun lalu saya paparkan di dunia maya, tak jelaskan di blog dan CD dan buku probiotik gratis….. sehingga bisa di buat sendiri dengan hasil yang sangat memuaskan pada peternakan….
kurang opo meneh………?

Tulisan di atas itu di tujukan buat peternak mandiri, bukan pabrikan besar sing mesti turah duit,
buat peternak modal cawet cekak…..sing prinsipe sitik sitik angere mlaku

Mulai sekarang nek ora berani mencoba coba pakan alternative, siap siap wae kukut, bubar pasare…
tapi yang namanya mencoba itu harus punya konsep dulu, jangan asal sepur tubruk…..
nekat tapi dengan perhitungan… #bumiternak