Sabtu, 30 Maret 2019
Sabtu, 16 Maret 2019
CARA FERMENTASI JAGUNG UNTUK BROILER KEMITRAAN
Artikel tentang fermentasi ampas tahu, ampas kelapa, bungkil sawit, katul , limbah telur tetas, limbah jeroan ikan sudah pernah tak jelaskan, kali ini kita bahas fermentasi jagung. Terutama peruntukan di peternakan broiler kemitraan.
Jagung merupakan bahan baku utama pakan ternak unggas, kelinci, dan hewan-hewan ruminansia yang lain. Menurut Minesotta Corn Growers Association (2001) dan Syamsu (2007), penggunaan jagung sebagai pakan ternak meliputi:
1. Jagung pipil kering giling, dimana komposisi nutrisi yang terdapat pada jagung pipil giling kering adalah pati 61,0%, minyak jagung 3,8%, protein 8,0%, serat kasar 11,2%, dan kelembaban air 16,0%.
2. Ekstrak jagung terfermentasi (corn steep liquor). Ekstrak jagung terfermentasi memiliki bobot 50% dari bobot keringnya, dimana kadar proteinnya mencapai 25%. Produk ini biasanya dikombinasikan dengan corn gluten feed atau dijual terpisal sebagai protein cair untuk pakan sapi. Ekstrak jagung terfermentasi memiliki kadar vitamin B dan mineral yang baik.
3. Corn germ meal memiliki kadar protein 20%, lemak 2% dan serat kasar 9,5%. Produk ini memiliki keunggulan pada kandungan asam amino esensial yang seimbang sehingga merupakan produk prima bagi unggas serta digunakan sebagai pelarut (carrier) untuk nutrien cair lainnya.
4. Corn gluten feed adalah medium kaya protein karena mengandung kulit ari jagung dan komposisi serat yang baik. Akan tetapi, kadar proteinnya tidak sebaik ekstrak jagung terfermentasi. Corn gluten feed kering memiliki kadar protein 21%, lemak 2,5%, dan serat kasar 8%. Kelemahan utama corn gluten feed adalah cepat rusak (perishable) dalam waktu 6-10 hari, sehingga memerlukan penyimpanan pada kondisi anaerobik.
5. Corn gluten meal merupakan produk dengan kadar protein tertinggi, yaitu 60%, sementara kadar lemaknya 2,5% dan serat kasarnya hanya 1%. Corn gluten meal merupakan sumber utama asam amino Metionin dan penginduksi warna kuning pada pellet pakan unggas. Bagi ternak ruminansia, corn gluten meal merupakan pakan yang efisien karena tidak perlu dicerna kembali di lambung (rumen) ternak.
6. Jerami atau kelobot jagung memiliki rata-rata kualitas untuk protein kasar 6,38% serat kasar 30,19%, lemak kasar 2,81%, BETN 51,69%, abu 8,94% dan kandungan total digestible nutrient 53,12%.
Komponen gizi pakan ternak yang harus terpenuhi menurut Badarsyah dan Zamrowi (1992) dan Murtidjo (1992) adalah:
1. Sumber energi, dipenuhi dari jagung pipil dan dedak. Energi digunakan untuk pertumbuhan ternak. Energi yang cukup akan memacu pertumbuhan, mecukupi semua kebutuhan fisiologis dan metabolisme basal sementara apabila berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak pada jaringan-jaringan dibawah kulit ternak.
2. Sumber protein, dipenuhi dari protein nabati yaitu jagung dan bungkil kedelai, maupun protein hewani seperti tepung ikan dan tepung daging. Protein bermanfaat sebagai pengganti sel-sel yang rusak, selain juga merupakan unsur pembentukan daging dan telur.
3. Sumber vitamin diperoleh dari crude palm oil (CPO) yang kaya akan vitamin A dan E. Premiks mengandung berbagai komposisi vitamin, sementara dedak dan kulit ari padi (bran) memiliki kadar vitamin B kompleks yang cukup tinggi. Vitamin berperan meningkatkan daya tahan ternak terhadap penyakit, memacu pertumbuhan ternak, dan memperkuat struktur telur pada ternak ayam petelur.
4. Sumber mineral diperoleh dari tepung ikan dan premiks. Mineral berfungsi sebagai penyusun struktur tulang, mendaur ulang sel darah merah, meningkatkan penyerapan komponen nutrisi lainnya, serta menyusun struktur telur pada ternak ayam petelur.
5. Sumber serat kasar dan biji kasar, digunakan untuk membantu pencernaan ternak.
Bentuk dan ukuran pellet, termasuk diantaranya ukuran partikel, persebaran partikel dalam pellet.
2. Komposisi nutrisi yang tepat untuk kelompok umur pertumbuhan yang berbeda dan untuk kelompok berat/volume unggas yang berbeda. Kebutuhan nutrisi ayam bergantung dari kategori umurnya, dimana kebutuhan nutrisi tersebut umumnya lebih besar pada ayam yang mengalami pertumbuhan dibanding ayam dewasa (bibit). Keperluan energi rata-rata berkisar pada 2900 kcal/kg sementara asupan protein berkisar 12-18% terhadap komposisi pakan ternak. Perhitungan kebutuhan nutrisi ternak dihitung menurut standard N.R.C nutrient requirement of poultry. Jagung merupakan sumber nutrisi utama bagi ternak, dimana secara garis besar, jagung memiliki kandungan protein berkisar 9,0%, lemak 3,8%, serat kasar 2,5% dan energi 3.430 kcal/kg.
3. Kualitas nutrisi bahan penyusun, dimana kecukupan energi, keseimbangan kandungan asam amino, komposisi asam amino esensial, mineral dan vitamin memainkan peranan penting. Jagung dan produk turunan jagung seperti corn gluten meal, corn germ feed, dan corn steep liquor merupakan bagian penting dalam menyediakan energi, protein, lemak, dan serat bagi ternak.
4. Penggunaan bahan tambahan makanan ternak yang tepat, misalnya CuSO4, premiks, dan produk komersial lainnya.
5. Kualitas mikrobiologis dan residu kimiawi bahan awal dan sanitasi pengolahan pakan, dimana residu mikotoksin, pestisida, bahan berbahaya seperti melamin dapat terdeteksi pada pakan ternak dan menyebabkan kualitas karkas ternak tidak laik sehat, bahkan mengganggu pertumbuhan ternak itu sendiri
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi ternak dilihat dari sisi konsumsi pakannya yang disarikan dari Hancock, dkk (2007), Romero, dkk (2007), Jones (2002) Saxton (1995), dan Murtidjo (1992)
JAGUNG diberdayakan untuk mempertahankan laju tumbuh sekaligus meningkatkan BW pada peternakan broiler kemitraan saat memasuki jebakan tikungan iblis di hari ke 26 hingga panen. Apakah cukup dengan penambahan jagung fermentasi di fase pertumbuhan Finister ? Cukup sebab saat itu merupakan waktu pembesaran sel jaringan otot/daging bukan perbanyakan sel otot daging jadi energi yang paling berperan.
Kejadian ADG mandeg dan BW stagnan broiler pada usia 26 sampai panen yang sering terjadi, kita akali untuk mempertahankan pertumbuhan dengan pemberian jagung fermentasi. Kenapa musti di fermentasi ? agar kadar serat TDN(Total Digestible Nutrien) turun sehingga nutrisi yang terabsorsi lebih tinggi sehingga memberikan nilai lebih untuk bobot yang dicapai.
Bahan :
1. Jagung pecah/giling AB 50 kg
2. Probiotik PTPG2 SN++++ 50ml
3. Molases 50ml
4. Air 5 - 10 liter
5. Plastik atau drum
Cara :
1. Buat campuran oplosan PTPG2, Molases dan air, aduk hingga homogen
2. Hamparkan jagung pecah pada terpal atau lantai semen. Lalu basahi dengan oplosan no.1 hingga keseluruhan jagung basah.
3. Masukan plastik atau drum tutup rapat, fermentasi 2-7 hari. Kenapa ada toleransi fermentasi hingga 7 hari ? karena tekstur jagung yang keras, dimungkinkan memerlukan waktu lebih untuk merombak serat kasar.
4. Tanda berhasil akan muncul panas, embun air dan berbau asam wangi
Pemberian jagung hanya pada saat ADG BW terlambat atau stagnan, jika pertumbuhan sudah bagus wajar, ngapain nambah nambah pakan lagi di kemitraan broiler ?
\m/
kipdefayer
Gusti mboten sare
Bumi Ternak Klaten
telp 085229779252
WA 082134007504
Jumat, 15 Maret 2019
MISTERI BROILER KEMITRAAN
Adakah yg bertanya2 kenapa broiler kemitraan mulai usia 26 hari sampai panen ADG dan BW melambat kadang mandeg dan FCR jadi bengkak ?
Beratnya mengikuti program Intimitra broiler mulai terasakan semenjak AGP di cabut di Januari tahun 2018. Kemudahan pemeliharaan budidaya di tahun tahun sebelumnya tidak lagi di jumpai oleh peternak Kemitraan, budidaya broiler sudah tidak bisa di buat mainan lagi, peternak di tuntut 100% kudu fokus pada ternak yang di peliharanya.
Dulu asal sapronak OVK di berikan sesuai anjuran PPL ternak broiler secara kasat mata menunjukan potensi pertumbuhan yang sesuai dengan target Intimitra dan hampir 90% peternak pasti mendapat untung. Tapi sekarang hal itu amatlah sulit di terapkan dari Januari 2018 ke sini, OVK dan sapronak sepertinya mengalami degradasi kualitas.
Dulu asal sapronak OVK di berikan sesuai anjuran PPL ternak broiler secara kasat mata menunjukan potensi pertumbuhan yang sesuai dengan target Intimitra dan hampir 90% peternak pasti mendapat untung. Tapi sekarang hal itu amatlah sulit di terapkan dari Januari 2018 ke sini, OVK dan sapronak sepertinya mengalami degradasi kualitas.
DOC
Kualitas DOC di bawah grade Silver banyak keluar di kemitraan broiler BW di bawah 30 gram/ekor, di samping kasus DOC kaki kering bisa jadi dari Hactchery sudah bermasalah atau karena waktu transpot distribusi melebihi waktu jam batas aman DOC untuk sampai di kandang, sehingga DOC yang tadinya sehat karena dehidrasi di perjalanan menjadi kaki kering, sehingga banyak kematian di minggu 1 atau kasus penyakit IBH semenjak Hactchery DOC sudah terkontaminasi penyakit IBH.
Kualitas DOC di bawah grade Silver banyak keluar di kemitraan broiler BW di bawah 30 gram/ekor, di samping kasus DOC kaki kering bisa jadi dari Hactchery sudah bermasalah atau karena waktu transpot distribusi melebihi waktu jam batas aman DOC untuk sampai di kandang, sehingga DOC yang tadinya sehat karena dehidrasi di perjalanan menjadi kaki kering, sehingga banyak kematian di minggu 1 atau kasus penyakit IBH semenjak Hactchery DOC sudah terkontaminasi penyakit IBH.
PAKAN
Standart formula pakan ayam broiler :
Fase PreStater hari ke 1 – 5 Protein 23 – 25% Energi Metabolisme 3.000kcal/kg
Fase Stater hari ke 6 – 20 Protein 21 – 22% Energi Metabolisme min 3.000kcal/kg
Fase Finister hari ke 21 – Panen Protein 18 – 19% Energi Metabolisme min 3.200kcal/kg
Dengan standart formula nutrisi di atas waktu pemeliharaan fase PreStater dan Stater biasanya tidak ada masalah di pertumbuhan ADG, target BW bobot 0,85 kg/ekor bisa di capai di usia 20 hari, bahkan ada yang melebihi target bobot Intimitra.
Tapi setelah menginjak di usia 25 hari sampai panen, selalu timbul masalah dengan ADG yang melambat/lemot, BW tak tercapai dan serangan penyakit mulai mengancam kelangsungan budidaya ternak broiler sistem Kemitraan.
Standart formula pakan ayam broiler :
Fase PreStater hari ke 1 – 5 Protein 23 – 25% Energi Metabolisme 3.000kcal/kg
Fase Stater hari ke 6 – 20 Protein 21 – 22% Energi Metabolisme min 3.000kcal/kg
Fase Finister hari ke 21 – Panen Protein 18 – 19% Energi Metabolisme min 3.200kcal/kg
Dengan standart formula nutrisi di atas waktu pemeliharaan fase PreStater dan Stater biasanya tidak ada masalah di pertumbuhan ADG, target BW bobot 0,85 kg/ekor bisa di capai di usia 20 hari, bahkan ada yang melebihi target bobot Intimitra.
Tapi setelah menginjak di usia 25 hari sampai panen, selalu timbul masalah dengan ADG yang melambat/lemot, BW tak tercapai dan serangan penyakit mulai mengancam kelangsungan budidaya ternak broiler sistem Kemitraan.
Bahkan peternak kemitraan yang dari CI sampai panen hanya menggunakan pakan formula Stater saja juga mengalami perlambatan ADG dan BW di usia 25 hari sampai panen, baik pakan berbentuk Crumble atau big pellet, terutama yang pakan Big Pellet, ini sudah di hapali oleh peternak.
Maka pertanyaan menggoda yang perlu di pertanyakan adalah mengapa bisa seperti itu jika kualitas pakan formula di fase PreStater, Stater dan Finister sudah sesuai standart kualitas akademisi, kenapa memberikan percepatan tumbuh yang berbeda nyata, jika di bandingkan dengan peternak Mandiri yang mengaplikasikan pakan kualitas premium yang di jual di Poultryshop ? misal pakan BR 1 dan BR 2 ASLI Comfeed hasil peternak mandiri lebih bagus usia 30 hari BW 1,9 – 2 kg sedang peternak Kemitraan di usia yang sama hanya mencapai BW di angka 1,4 – 1,6 kg/ekor ? Padahal standart nutrisi secara akademis yang di gunakan sama ?
Logika akademis seharusnya progres pertumbuhan di peternak Mandiri dan Kemitraan tidak terlalu signifikan untuk di perbandingkan, tapi kenyataan di lapangan kenapa hasilnya terlalu njomplang ? Pertumbuhan bagus dari hari 1 – 20 di peternakan Kemitraan, hampir 80% peternak mengalaminya tapi progres pertumbuhan bagus itu tereduksi dengan lambatnya ADG dan BW dan FCR bengkak di kemitraan dari hari 25 – panen. Yang mana kondisi itu tidak di alami oleh peternak Mandiri ? Kesalahan dimana jika sama sama menerapkan standart nutrisi pakan yang sama ?
Yang di harapkan peternak Kemitraan adalah berhasil sampai fase Prestater, Stater dan sukses berhasil di fase Finister hari 25 – panen dengan progres ADG dan BW yang stabil, sehingga harapan mendapatkan untung tidak akan jauh dari perkiraan di lihat dari bagusnya progres pertumbuhan.
Dengan banyaknya kasus yang sama yang di hadapi banyak peternak Kemitraan maka bisa di katakan sampai hapal dengan jebakan Tikungan ke 3 di hari ke 26 – panen, selalu seperti itu. Maka ada beberapa trik 6 point solusi yang perlu di lakukan agar usaha broiler kemitraan yang di jalankan tidak buntung.
Point point solusi Treatment 3 Organik seperti di bawah ini sebagiannya :
Membuat Pakan Mandiri
Komposis pakan fase Stater( usia 1 – 30 hari ) untuk ternak Joper dan Pejantan sedang untuk ternak Broiler( usia 1 – 20 hari )
Formula pakan :
Jagung 50 kg
Bekatul/Katul 10 kg
Konsentrat Pabrik 40 kg
Mineral Mix 2 kg
Premix 0,5 kg
Formula di atas ketemu kisaran protein 21,7% Em 3040 kcal/kg Rp 6.050/kg
Komposis pakan fase Stater( usia 1 – 30 hari ) untuk ternak Joper dan Pejantan sedang untuk ternak Broiler( usia 1 – 20 hari )
Formula pakan :
Jagung 50 kg
Bekatul/Katul 10 kg
Konsentrat Pabrik 40 kg
Mineral Mix 2 kg
Premix 0,5 kg
Formula di atas ketemu kisaran protein 21,7% Em 3040 kcal/kg Rp 6.050/kg
Komposisi pakan fase Finister( usia 31 – panen) untuk Joper dan Pejantan, Broiler( usia 21 – panen)
Jagung 70 kg
Konsentrat pabrik 30 kg
Mineral Mix 2 kg
Premix 0,5 kg
Ketemu nilai nutrisi kisaran protein 18,3% Em 3150 kcal/kg Rp 5.750/kg
INI HITUNGAN HARGA PAKAN 2017
Jagung 70 kg
Konsentrat pabrik 30 kg
Mineral Mix 2 kg
Premix 0,5 kg
Ketemu nilai nutrisi kisaran protein 18,3% Em 3150 kcal/kg Rp 5.750/kg
INI HITUNGAN HARGA PAKAN 2017
Melakukan Fermentasi pakan
Ini di lakukan jika mendapat pakan kualitas pakan jelek tapi kita tidak punya anggaran untuk membeli pakan dari luar, maka lakukan fermentasi pakan, caranya :
Buat campuran probiotik PTPG2 SN 50ml + tetes tebu molases 50 ml + air 10 liter, campur ketiganya hingga homogen rata lalu untuk membasahi pakan sebanyak 50kg, campur hingga pakan basah merata lalu masukan dalam karung pakan kembali ikat kuat, sore hari kita buat pagi harinya di bongkar untuk di berikan pada ayam, jadi hanya semalam proses fermentasinya.
Ini di lakukan jika mendapat pakan kualitas pakan jelek tapi kita tidak punya anggaran untuk membeli pakan dari luar, maka lakukan fermentasi pakan, caranya :
Buat campuran probiotik PTPG2 SN 50ml + tetes tebu molases 50 ml + air 10 liter, campur ketiganya hingga homogen rata lalu untuk membasahi pakan sebanyak 50kg, campur hingga pakan basah merata lalu masukan dalam karung pakan kembali ikat kuat, sore hari kita buat pagi harinya di bongkar untuk di berikan pada ayam, jadi hanya semalam proses fermentasinya.
Meningkatkan kualitas pakan finister kemitraan dengan menambahkan konsentrat babi. Untuk teknisnya sudah tak jabarkan di brosur yang disertakan saat pengiriman probiotik PTPG2, pelajari itu
Disamping berbagai alternatif trik yang di atas peternak bisa mengaplikasikan probiotik herbal PTPG SN++++ untuk memperbaiki performans laju progres pertumbuhan. Hingga tidak aneh broiler kemitraan panen usia 29 hari BW 1,87 dengan FCR 1,3-1,4 atau yang panen usia 35 hari BW 2,39kg FCR 1,4-1,5. Probiotik PTPG2 SN++++ di sini sebagai Feed Aditif sekaligus Feed Sapplement yang membantu progres pertumbuhan ternak dan meningkatkan daya tahan tubuh.
\m/
kipdepayer
Gusti mboten sare
bumiternak-betha.blogspot.com
Telp SMS 085229779252
WA 082134007504
kipdepayer
Gusti mboten sare
bumiternak-betha.blogspot.com
Telp SMS 085229779252
WA 082134007504