CARA FERMENTASI JAGUNG UNTUK BROILER KEMITRAAN






    Artikel tentang fermentasi ampas tahu, ampas kelapa, bungkil sawit, katul , limbah telur tetas, limbah jeroan ikan sudah pernah tak jelaskan, kali ini kita bahas fermentasi jagung. Terutama peruntukan di peternakan broiler kemitraan.

    Jagung merupakan bahan baku utama pakan ternak unggas, kelinci, dan hewan-hewan ruminansia yang lain. Menurut Minesotta Corn Growers Association (2001) dan Syamsu (2007), penggunaan jagung sebagai pakan ternak meliputi:
    1. Jagung pipil kering giling, dimana komposisi nutrisi yang terdapat pada jagung pipil giling kering adalah pati 61,0%, minyak jagung 3,8%, protein 8,0%, serat kasar 11,2%, dan kelembaban air 16,0%.
    2. Ekstrak jagung terfermentasi (
    corn steep liquor). Ekstrak jagung terfermentasi memiliki bobot 50% dari bobot keringnya, dimana kadar proteinnya mencapai 25%. Produk ini biasanya dikombinasikan dengan corn gluten feed atau dijual terpisal sebagai protein cair untuk pakan sapi. Ekstrak jagung terfermentasi memiliki kadar vitamin B dan mineral yang baik.
    3. Corn germ meal memiliki kadar protein 20%, lemak 2% dan serat kasar 9,5%. Produk ini memiliki keunggulan pada kandungan asam amino esensial yang seimbang sehingga merupakan produk prima bagi unggas serta digunakan sebagai pelarut (carrier) untuk nutrien cair lainnya.
    4. Corn gluten feed adalah medium kaya protein karena mengandung kulit ari jagung dan komposisi serat yang baik. Akan tetapi, kadar proteinnya tidak sebaik ekstrak jagung terfermentasi. Corn gluten feed kering memiliki kadar protein 21%, lemak 2,5%, dan serat kasar 8%. Kelemahan utama corn gluten feed adalah cepat rusak (perishable) dalam waktu 6-10 hari, sehingga memerlukan penyimpanan pada kondisi anaerobik.
    5. Corn gluten meal merupakan produk dengan kadar protein tertinggi, yaitu 60%, sementara kadar lemaknya 2,5% dan serat kasarnya hanya 1%. Corn gluten meal merupakan sumber utama asam amino Metionin dan penginduksi warna kuning pada pellet pakan unggas. Bagi ternak ruminansia, corn gluten meal merupakan pakan yang efisien karena tidak perlu dicerna kembali di lambung (rumen) ternak.
    6. Jerami atau kelobot jagung memiliki rata-rata kualitas untuk protein kasar 6,38% serat kasar 30,19%, lemak kasar 2,81%, BETN 51,69%, abu 8,94% dan kandungan total digestible nutrient 53,12%.

    Komponen gizi pakan ternak yang harus terpenuhi menurut Badarsyah dan Zamrowi (1992) dan Murtidjo (1992) adalah:
    1. Sumber energi, dipenuhi dari jagung pipil dan dedak. Energi digunakan untuk pertumbuhan ternak. Energi yang cukup akan memacu pertumbuhan, mecukupi semua kebutuhan fisiologis dan metabolisme basal sementara apabila berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak pada jaringan-jaringan dibawah kulit ternak.
     
    2. Sumber protein, dipenuhi dari protein nabati yaitu jagung dan bungkil kedelai, maupun protein hewani seperti tepung ikan dan tepung daging. Protein bermanfaat sebagai pengganti sel-sel yang rusak, selain juga merupakan unsur pembentukan daging dan telur.
    3. Sumber vitamin diperoleh dari crude palm oil (CPO) yang kaya akan vitamin A dan E. Premiks mengandung berbagai komposisi vitamin, sementara dedak dan kulit ari padi (bran) memiliki kadar vitamin B kompleks yang cukup tinggi. Vitamin berperan meningkatkan daya tahan ternak terhadap penyakit, memacu pertumbuhan ternak, dan memperkuat struktur telur pada ternak ayam petelur.
    4. Sumber mineral diperoleh dari tepung ikan dan premiks. Mineral berfungsi sebagai penyusun struktur tulang, mendaur ulang sel darah merah, meningkatkan penyerapan komponen nutrisi lainnya, serta menyusun struktur telur pada ternak ayam petelur.
    5. Sumber serat kasar dan biji kasar, digunakan untuk membantu pencernaan ternak.

    Bentuk dan ukuran pellet, termasuk diantaranya ukuran partikel, persebaran partikel dalam pellet.
    2. Komposisi nutrisi yang tepat untuk kelompok umur pertumbuhan yang berbeda dan untuk kelompok berat/volume unggas yang berbeda. Kebutuhan nutrisi ayam bergantung dari kategori umurnya, dimana kebutuhan nutrisi tersebut umumnya lebih besar pada ayam yang mengalami pertumbuhan dibanding ayam dewasa (bibit). Keperluan energi rata-rata berkisar pada 2900 kcal/kg sementara asupan protein berkisar 12-18% terhadap komposisi pakan ternak. Perhitungan kebutuhan nutrisi ternak dihitung menurut standard N.R.C nutrient requirement of poultry. Jagung merupakan sumber nutrisi utama bagi ternak, dimana secara garis besar, jagung memiliki kandungan protein berkisar 9,0%, lemak 3,8%, serat kasar 2,5% dan energi 3.430 kcal/kg.
    3. Kualitas nutrisi bahan penyusun, dimana kecukupan energi, keseimbangan kandungan asam amino, komposisi asam amino esensial, mineral dan vitamin memainkan peranan penting. Jagung dan produk turunan jagung seperti corn gluten meal, corn germ feed, dan
     corn steep liquor merupakan bagian penting dalam menyediakan energi, protein, lemak, dan serat bagi ternak.
    4. Penggunaan bahan tambahan makanan ternak yang tepat, misalnya CuSO4, premiks, dan produk komersial lainnya.
    5. Kualitas mikrobiologis dan residu kimiawi bahan awal dan sanitasi pengolahan pakan, dimana residu mikotoksin, pestisida, bahan berbahaya seperti melamin dapat terdeteksi pada pakan ternak dan menyebabkan kualitas karkas ternak tidak laik sehat, bahkan mengganggu pertumbuhan ternak itu sendiri

    Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi ternak dilihat dari sisi konsumsi pakannya yang disarikan dari Hancock, dkk (2007), Romero, dkk (2007), Jones (2002) Saxton (1995), dan Murtidjo (1992)

    JAGUNG diberdayakan untuk mempertahankan laju tumbuh sekaligus meningkatkan BW pada peternakan broiler kemitraan saat memasuki jebakan tikungan iblis di hari ke 26 hingga panen. Apakah cukup dengan penambahan jagung fermentasi di fase pertumbuhan Finister ? Cukup sebab saat itu merupakan waktu pembesaran sel jaringan otot/daging bukan perbanyakan sel otot daging jadi energi yang paling berperan.

    Kejadian ADG mandeg dan BW stagnan broiler pada usia 26 sampai panen yang sering terjadi, kita akali untuk mempertahankan pertumbuhan dengan pemberian jagung fermentasi. Kenapa musti di fermentasi ? agar kadar serat TDN(Total Digestible Nutrien) turun sehingga nutrisi yang terabsorsi lebih tinggi sehingga memberikan nilai lebih untuk bobot yang dicapai.


    Bahan :
    1. Jagung pecah/giling AB 50 kg
    2. Probiotik PTPG2 SN++++ 50ml
    3. Molases 50ml
    4. Air 5 - 10 liter
    5. Plastik atau drum

    Cara :
    1. Buat campuran oplosan PTPG2, Molases dan air, aduk hingga homogen
    2. Hamparkan jagung pecah pada terpal atau lantai semen. Lalu basahi dengan oplosan no.1  hingga keseluruhan jagung basah.
    3. Masukan plastik atau drum tutup rapat, fermentasi 2-7 hari. Kenapa ada toleransi fermentasi hingga 7 hari ? karena tekstur jagung yang keras, dimungkinkan memerlukan waktu lebih untuk merombak serat kasar.
    4. Tanda berhasil akan muncul panas, embun air dan berbau asam wangi

    Pemberian jagung hanya pada saat ADG BW terlambat atau stagnan, jika pertumbuhan sudah bagus wajar, ngapain nambah nambah pakan lagi di kemitraan broiler ?
    \m/
    kipdefayer
    Gusti mboten sare
    Bumi Ternak Klaten
    telp 085229779252
    WA 082134007504