Hepatoprotektor Suatu senyawa yang memberikan perlindungan penjagaan dan detoktasi, baik itu racun, residu antibiotika, resistensia, bacter maupun Imunokhemis jika di sebabkan oleh virus. Sifat hepatosit yang kesulitan jika organ sudah terserang penyakit atau mengalami kerusakan maka harus di lakukan tindakan protektif sebelum terjadi, jika sudah terlanjur masih bisa di lakukan tindakan fitobiotik progress.
Jika kesehatan hati terganggu proses metabolisme obat antibiotika agar mudah terlarut dalam air di bantu kerja oleh enzim intraselullar. Permasalahannya jika enzim pergi dari organ hati, meninggalkan hati karena sel sel hati rusak hingga terbuka terjadi ketegangan di membram sel hingga proses katalisasi reaksi kimia yang merupakan tupoksi enzim transaminase gagal.
Effek paling terrasakan apabila penggunaan obat antibiotika tanpa terkendali tanpa kontrol, apalagi pas momen AGP pakan di hilangkan. Peternak panik minim edukasi akan ngawur jorjoran tanpa dosis tepat aplikasi obat antibiotika saking bingungnya. Gunakan antibiotika dengan bijaksana menerapkan fungsi teraupetik antibiotika hanya untuk pengobatan bukan untuk pencegahan, kalau tidak ingin semakin banyak ragam penyakit baru yang muncul di karena kerusakan hati karena over aplikasi antibiotika.
Apa benar menerapkan fungsi teraupetik pengobatan antibiotika saja tanpa melakukan tindakan pencegahan penyakit merupakan tindakan bunuh diri dalam skala ekonimi ? ya tidaklah, jangan perhinakan warisan pengobatan dari para Leluhur kita zaman dulu yang masih relefan untuk di terapkan hingga saat ini. Leluhur kita itu adalah ‘ EMPU “ Orang yang benar benar nglotok keilmuan sehingga yang pertamakali di lakukan adalah tindakan pencegahan penyakit dengan obat jamu jamuan yang tidak memberikan effek negatif.
Tindakan pencegahan penyakit dengan obat antibiotika itu sebenarnya hanya menjiplak konsep pencegahan penyakit yang di lakukan oleh Leluhur kita dahulu. Bedanya obat antibiotika, karena panik tingkat kematian ternak yang tinggi lantas aplikasi obat antibiotika tanpa kendali, itu bukannya menyembuhkan tapi malah meracuni hati dan ginjal.
Jangan melupakan effek Hepatotoksis kerusakan organ dalam sel sel jaringan hati ginjal dan lokasi di sekitarnya, di karenakan over dosis antibiotika.
Konsep pencegahan penyakit jamu jamuan warisan Leluhur ini bisa di terapkan dalam manajemen budidaya ternak yang kita jalankan. Jika masih jebol ternak kita sakit maka lakukan langkah pengobatan dengan menerapkan sinergisitas antara jamu herbal + probiotik + obat antibiotika pabrik dengan dosis pengobatan dalam waktu tertentu terbatas kisaran 5 – 7 hari, hingga ternak menunjukan ke arah kesembuhan baru obat antibiotika di hentikan dan jamu jamuan herbal dan probiotik jalan terus. Lakukan saja seperti itu, ini konsep sudah di terapkan bertahun tahun sejak 2010 sudah teruji dan memberikan kemudahan dalam budidaya ternak
Artikel ini nanti ada hubungannya dengan penyakit IBH
Herbal yang memiliki sifat hepatoprotektor antara lain :
1. Mindi
2. Legundi
3. Putri malu
4. Kayu manis
5. Pecut jaran
6. Bawang merah
7. Jarak
8. Kenikir
9. Gambir
10. Sri gading
11. Benalu
12. Jambu biji
13. Kemangi
14. Buah merah papua
15. Bambu
16. Tongkat ali
17. Dll……..
Mekanisme kerja herbal sumber hepatoprotektor adalah karena adanya antioksidan yang dapat mencegah terbentuknya radikal bebas ( di ingat clorin, kaporit itu adalah radikal bebas ) yang di hasilkan oleh hepatotoksis.
Ini saya hanya memancing mancing ide kreatif teman teman peternak semua. Temukan formula baku hingga herbal nusantara bisa di manfaatkan untuk pencegahan sekaligus pengobatan
\m/
kipdefayer
bumiternak-betha.blogspot.com
Bumi Ternak Klaten
sms/wa 085229779252