ORANG BESAR DAN ANJING



    ORANG BESAR
    Adalah orang yang sanggup dan mampu
    merendahkan dirinya sendiri

    Selama ke- Aku-an…
    AKU…
    masih bercokol dalam jiwa

    Maka ke-SEJATI-an diri
    selamanya akan tenggelam

    Jadi…jika anda berjumpa saya
    di jalan….
    jangan lupa memanggil
    ANJING

    bumiternak-betha.blogspot.com

    OH…ANJING I LOVE YOU

    Pagi kemarin saya bermain bola dengan seekor anjing besar berwarna hitam,putih di belakang rumah seorang teman. Hampir tiga jam, melebihi running time pertandingan Piala Dunia. Satu lawan satu, berbeda dengan 11 lawan 11. Tentu saja saya ngosngosan. Oh, anjing! I love you anjing. Tentu saja saya bermain bola dengan pakai sepatu di kaki, berusaha tidak menyentuhkan kulit saya Dengan bola yang digigit dikulum anjing terus menerus.

    Saya tidak akan menyebut anjing mahluk yang rendah. Ia adalah mahluk Tuhan yang sekedar berbeda dengan saya. Bermain, bekerjasama, bermesraan dari jarak yang menjaga kehalalan.

    Oh, anjing! Pendowo mengalami ribuan nasib dengan seratus saudaranya Kurowo: saling cemburu, mempertarungkan rasa hak milik, kalah judi, menjadi gelandangan di hutan, kemudian memasuki sampyuh Bharoto yodho. Di puncak riwayatnya Pandowo menang. Tetapi ketika lorolopo menuju sorga, satu persatu lima bersaudara Pandowo ini tak kuat manahan uji. Sampai akhirnya hanya Puntodewo alias Prabu Darmokusumo yang menapaki tanah di depan sorga. Namun ia yang berdarah putih inipun gugur, dan tinggal anjingnya...memasuki sorga

    Tak berani saya meremehkan anjing. Puncak keberanianku hanyalah meremehkan diriku sendiri. Bukankah orang di jalanan yang menjumpai seekor anjing kehausan dan memberinya minum, dijauhkan ia dari api neraka? Bukankah tidak menolong tidak memberikan makan kepada kepada anak anjing yang kelaparan saja kita diancam dijilat api neraka?

    Siapa tahu saya ini anjing. Jadi kalau ada orang memakiku " Anjing" aku tidak boleh marah. Atau mungkin malah berterima kasih karena dengan disebut anjing sesungguhnya aku di junjung kehormatanku, padahal aslinya aku tidak akan pernah mampu sesetia dan sejujur anjing.



    Saya bermain oper-operan bola dengan Penny si betina yang besar, sambil Wolly yang cowok menyaksikan di sisi pagar. Tak pernah saya punya pengalaman apapun dengan anjing. Tak punya habitan pergaulan dengan anjing. Tapi Penny sepertinya jatuh cinta kepada saya. Ia terus menerus mendatangi saya dengan menyodorkan bola yang ia kulum-kulum dan ia sodorkan ke tangan saya.

    Saya coba berbicara padanya dan memintanya untuk meletakkan bola di depan kaki saya. Teryata ia mau. Maka kami bermain-main, bermesraan sesama mahluk Allah swt. Aku menendang bola, ia menjadi kiper. Babak pertama saya kalah, capek duluan dan menggeh-menggeh. Ronde berikutnya saya balas Penny yang ngosngosan, bersimpuh sambil menjulur-julurkan lidahnya.

    Jalaludin Rumi memberi makan kepada tiga ekor anjing yang kelaparan. Orang yang lewat bertanya kepadanya: " Siapa anjing yang kau beri makan itu?". Rumi menjawab: " Itu adalah aku........."
    EAN

    BUMITERNAK-BETHA.BLOGSPOT.COM